Penulis ; Programer Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas DTP Bantarujeg
A.
Latar Belakang
Pembangunan bangsa Indonesia
seutuhnya, merupakan satu tujuan dari pembangunan Nasional yang terus
dijalankan pemerintah. Berbagai sektor dan bidang kehidupan terus dijadikan
landasan dan arah pembangunan. Sementara itu, pembangunan dan pertumbuhan dari
tahun ke tahun ini tentunya menimulkan dampak dan efek yang positif maupun
negatif. Salahsatu dampak negatif pertambahan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat adalah bertambahnya
volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Dari segi
pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan
sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kemudian, sampah telah menjadi
permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta
dapat mengubah
perilaku masyarakat. Dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum,
kejelasan tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta
peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan
secara proporsional, efektif, dan efisien.
Adapun Undang – Undang ang mengatur tentang
persampahan ini adalah Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
sampah, dimana dalam undang – undang ini dijelaskan mengenai pengelolaan sampah
yang salahsatunya merangkul semua pihak dalam pelaksanaannya, salahsatunya
organisasi ataupun lembaga swadaya masyarakat. Mengingat hal tersebut. Program
penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas DTP Bantarujeg merasa tergugah dan ingin
ikutserta pada peranan pengelolaan sampah sebagai bentuk bhakti dan dalam
rangka mewujudkan masyarakat dan Lingkungan terhindar dari permasalahan akibat
adanya sampah.
Desa
Bantarujeg merupakan tempat dimana UPTD Puskesmas DTP Bantarujeg ini berada.
Dimana kegiatan pengelolaan sampahnya tidak terkontrol dan pemerintah setempat
tidak menjadi peran utama dalam pengelolaan sampah ini, itu semua disadari
karena kegiatan pengelolaan sampah ini belum menjadi prioritas permasalahan di
Desa Bantarujeg. Padahal, pada saat sekarang ini, Desa Bantarujeg sudah
seharusnya mempunyai kegiatan pengelolaan sampah yang terkontrol, mengingat
Desa Bantarujeg terus tumbuh dan berkembang baik dari pembangunan fisik ataupun
petumbuhan jumlah penduduk. Hal ini tentunya mendorong pertambahan jumlah
timbulan sampah. Belum lagi permasalahan atau dampak yang dirasakan baik
langsung ataupun tidak langsung, baik jangka pendek maupun dampak jangka
panjang akibat sampah ini semakin dirasakan masyarakat. Maka kegiatan
Pengelolaan Sampah di Desa Bantarujeg dirasakan penting.
B.
Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai :
a. Tujuan Umum :
Menggerakkan, memotivasi dan merangkul semua pihak untuk Menciptakan
Lingkungan yang bersih, sehat, dan terhindar dari permasalahan sampah dalam menunjang
pembangunan nasional bangsa Indonesia.
b. Tujuan Khusus :
1.
Meningktakan cakupan kegiatan Pengelolaan Sampah
Program Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas DTP Bantarujeg,
2.
Meningkatakan jumlah TPS, TPA dan sarana pembuangan
sampah dan mampu mengatasi permasalahan
sampah di Desa Bantarujeg.
ANALISIS SITUASI
ANALISIS SITUASI
A. Keadaan Umum Daerah
1. Letak
Geografis
Desa
Bantarujeg terletak di sebelah Selatan Ibukota
Kabupaten Majalengka yang secara administrasi termasuk dalam wilayah Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
Majalengka, merupakan Ibukota Kecamatan, ± 50,00 km dari Ibukota
Kabupaten dan 108,00 km dari ibukota
Propinsi. Secara administrasi batas wilayah Desa Bantarujeg adalah sebagai
berikut :
-
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gununglarang
-
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Jamilega Kec.
Lemahsugih
-
Sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Wadowetan
-
Sebelah
Barat berbatasan Desa Babakansari
2.
Tanah dan Iklim
Keadaaan
topografi wilayah desa Bantarujeg merupakan dataran tinggi yang berbukit bukit
antara 154 m sampai dengan 842 m di atas
perrnukaan laut, suhu berkisar antara 250 - 280 C, Curah
Hujan 2.955 mm/th tipe Iklim B (berdasarkan Shmidt Ferguson) dengan jenis tanah
Lathosol coklat kelabu dan kemerahan,
Solum Tanah 0,30 m sampai dengan
0,60 m.
3. Keadaan
Sosial Ekonomi
a.
Keadaan
Penduduk
Penduduk Desa Bantarujeg pada akhir tahun 2011
tercatat 3766 orang dengan jumlah rumah adalah 1029 unit.
b.
Mata
Pencaharian Penduduk
Pada umumnya mata pencaharian penduduk Desa
Bantarujeg yaitu dibidang pertanian, baik sebagian petani pemilik maupun
sebagai petani penggarap, sedangkan jumlah penduduk yang mempunyai mata
pencaharian diluar sektor pertanian relatif sedang, tetapi jumlahnya terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan prosentase yang juga naik,
seperti PNS dan pedagang.
B.
Sampah dan
Permasalahannya
Sebelum jauh tentang sampah,
pengelolaan dan permasalahan yang akan dijelaskan, maka dibawah ini akan
dijabarkan dulu pembahasannya yaitu sebagai berikut.
1.
Pengertian
Sampah
"Sampah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atauutama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembikinan manufakturatau materi berkelebihan atau ditolak atau
buangan". (Kamus Istilah Lingkungan,
1994).
"Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusiamaupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,Ecolink, 1996).
"Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna
lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula".(Tandjung, Dr.
M.Sc., 1982)
"Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap
pakai." (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).
2.
Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah
dapat digolongkan sebagai:
• Sampah Organik
• Sampah Anorganik
a.
Sampah Organik
Terdiri dari bahan-bahan
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alamatau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudahdiuraikan
dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik.Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun.
b.
Sampah
Anorganik
Berasal dari sumber daya
alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi,atau dari proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti
plastik danaluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam, sedangsebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini padatingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Kertas, koran, dan karton
merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan
kartontermasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton
dapat didaur ulang sepertisampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan
plastik), maka di buku ini dimasukkan ke dalamkelompok sampah anorganik.
3.
Sumber Sampah
a. Sampah dari Pemukiman
Umumnya sampah rumah tangga
berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tanggabekas, kertas,
kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
b. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan
pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.
Sebagianbesar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau
dimanfaatkan untuk pupuk. Untuksampah bahan kimia seperti pestisida
dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidakmencemari lingkungan.
Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan
yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan
gulma,namun plastik ini bisa didaur ulang.
c. Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi
Gedung
Sampah yang berasal dari
kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahanorganik
maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah
Anorganik,misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca,
dan kaleng.
d. Sampah dari Perdagangan dan
Perkantoran
Sampah yang berasal dari
daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasarswalayan
ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk
sampah makanandan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor
pemerintah dan swasta biasanya terdiri darikertas, alat tulis-menulis
(bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer, kotak
tinta printer,baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik,
klise film, komputer rusak, dan lain-lain.Baterai bekas dan limbah bahan
kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperolehperlakuan
khusus karena berbahaya dan beracun.
e. Sampah dari Industri
Sampah ini berasal
dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potonganbahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarutuntuk pembersihan). Sampah
industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memerlukanperlakuan
khusus sebelum dibuang.
4.
Sampah Khusus
(Berbahaya )
Sampah khusus di
sini adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya
yang akan ditimbulkannya. Sampah khusus ini antara lain meliputi:
a. Sampah dari Rumah Sakit/ Puskesmas
Sampah rumah sakit merupakan
sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan(misalnya pisau
bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil,
obat bius,vitamin). Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh
bakteri, virus dan sebagian beracunsehingga sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk lainnya.
Cara pencegahan dan
penanganan sampah rumah sakit antara lain:
• Sampah rumah sakit perlu dipisahkan.
• Sampah rumah sakit harus dibakar di dalam
sebuah insinerator milik rumah sakit. Sampah rumah sakit ditampung di sebuah
kontainer dan selanjutnya dibakar di tempat pembakaran sampah.
• Sampah biomedis disterilisasi terlebih
dahulu sebelum dibuang ke landfill.
b. Baterai Kering dan Akumulator bekas
Baterai umumnya berasal dari
sampah rumah tangga, dan biasanya mengandung logam berat sepertiraksa dan
kadmium. Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan. Akumulator dengan
asam sulfatatau senyawa timbal berpotensi menimbulkan bahaya bagi manusia.
Baterai harus diperlakukansebagai sampah khusus. Saat ini di Indonesia,
baterai kering hanya dapat disimpan di tempat keringsampai tersedia fasilitas
pengolahan.
Jenis sampah khusus lainnya
adalah:
• Bola lampu bekas
• Pelarut dan cat
• Zat-zat kimia pembasmi hama dan penyakit
tanaman seperti insektisida, pestisida.
• Sampah dari kegiatan pertambangan dan
eksplorasi minyak
• Zat-zat yang mudah meledak dalam suhu tinggi
5.
Efek Sampah terhadap Manusia dan
Lingkungan
a. Dampak
Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan
sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol)merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang sepertilalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapatditimbulkan adalah sebagai berikut:
• Penyakit diare, kolera,
tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal
dari sampahdengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah(haemorhagic fever) dapat juga meningkat
dengan cepat di daerah yang pengelolaansampahnya kurang memadai.
• Penyakit jamur dapat juga menyebar
(misalnya jamur kulit).
• Penyakit yang dapat menyebar melalui
rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatupenyakit yang dijangkitkan
oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk
ke dalampencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa
sisa makanan/sampah.
• Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di
Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibatmengkonsumsi ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal darisampah yang
dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
b.
Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah
yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagaiorganisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini mengakibatkanberubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cairorganik,
seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapatmeledak.
c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
• Pengelolaan sampah yang kurang baik akan
membentuk lingkungan yang kurangmenyenangkan bagi masyarakat: bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang burukkarena sampah bertebaran
dimana-mana.
•
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
• Pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
• Pembuangan sampah padat ke badan air dapat
menyebabkan banjir dan akan memberikandampak bagi fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
• Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi
oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,seperti tingginya biaya yang
diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungansampah kurang atau
tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Halini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
C.
Pengelolaaan
Sampah Di Desa Bantarujeg
Sampah dari pemukiman merupakan bagian terbesar
dari sampah yang timbul di Desa Bantarujeg. Pemerintah seharusnya
bertanggung jawab dalam pengumpulan ulang dan pembuangan sampah dari
pemukiman secara memadai. Namun karena hal lain yang harus diprioritaskan
dan kurangnya dana,di beberapa tempat pengumpulan ulang oleh pemerintah
khususnya pemerintahan Desa Bantarujeg tidaklah tuntas. Di sisi lain masyarakat
Desa Bantarujeg juga bertanggung jawab dalam membuang sampahnya secara
benar pada suatu tempat pengumpulan dalam menjalin suatu kerja sama dengan
pemerintah desa.
Adapun Cara pembuangan
sampah di Desa Bantarujeg selama ini yaitu dengan tidak ada pengumpulan
ulang sampah oleh pemerintah secara formal. Sampah, yang umumnya mengandung
lebih banyak bahan organik, biasanya dibuang atau dibakar bersama daun-daunan
dan sampah lain di halaman belakang rumah, ke lahan kosong, dan ke selokan atau
Sungai, Karena modernisasi barang-barang yang terdiri dari bahan
anorganik sampai juga ke daerah pedesaan sehingga komposisi sampah juga
berubah. Beberapa barang seperti baterai jika dibakar di tempat
terbuka atau dibuang disembarang tempat dapat menimbulkan bahaya
besar. Berikut ini adalah data yang didapat mengenai jumlah sarana tempat
pembuangan sampah di Desa Bantarujeg pada tahun 2011, yang akan digambarkan
pada table berikut ini.
Tabel II.1
Jumlah dan Prosentase Tempat
Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Menurut
Jenis Pengelolaan yang Memenuhi Syarat
UPTD Puskesmas Bantarujeg
Tahun 2011
No.
|
Desa
|
TPS
|
TPA
|
|||||||||
Lubang sampah
|
Tong Sam
pah
|
TPS
(bangunan)
|
Open Dumping
|
Incene
rator
|
||||||||
Yg ada
|
Diperiksa
|
MS
|
%
|
Yg ada
|
Diperiksa
|
MS
|
%
|
|||||
1
|
Bantarujeg
|
831
|
831
|
690
|
83
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
2
|
BabakanSari
|
944
|
944
|
795
|
84
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
3
|
Cikidang
|
837
|
837
|
687
|
82
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
4
|
Cimanggu
|
826
|
826
|
674
|
81
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
5
|
Cinambo
|
414
|
414
|
365
|
88
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
6
|
Gununglarang
|
858
|
858
|
709
|
82
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
7
|
Haurgeulis
|
628
|
628
|
479
|
76
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
8
|
Salawangi
|
779
|
779
|
630
|
80
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
9
|
Siliwangi
|
785
|
785
|
626
|
79
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
10
|
Sukamenak
|
863
|
863
|
820
|
95
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
11
|
Wadowetan
|
807
|
807
|
658
|
81
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
12
|
Cipeundeuy
|
822
|
822
|
672
|
81
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
13
|
Sindanghurip
|
971
|
971
|
591
|
60
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
-
|
Jumlah
|
10365
|
10365
|
8396
|
81
|
0
|
0
|
13
|
13
|
0
|
0
|
-
|
Sumber : Data Program Penyehatan Lingkungan UPTD
Puskesmas Bantarujeg Tahun 2011
Dari data tersebut terlihat bahwa di Desa
Bantarujeg, pengelolaan sampah tidak baik, dengan sarana yang ada hanyalah
tempat pembuangan sampah sementara dengan jenis lubang sampah, tidak ada tong
sampah ataupun TPS bangunan, apalagi TPA yang ada tidak memenuhi syarat
kesehatan.
Adapun masalah-masalah
yang timbul akibat pembuangan sampah
dari masyarakat Desa Bantarujeg yang tidak terkontrol adalah sebagai
berikut:
• Cairan yang dihasilkan akibat proses
penguraian (leachate) dapat mencemari sumber air, sehingga banyak sumber air
bersih terutama sumur gali yang ada di Desa Bantarujeg diduga tercemar, sehingga menimbulkan air yang tidak
memenuhi syarat kesehatan secara fisik (berbau, berwarna, keruh ).
• Sungai mungkin teracuni karena
bereaksi dengan zat-zat atau polutan sampah, sehingga sungai cijurey yang
sering digunakan airnya untuk kebutuhan masyarakat sekitar desa Bantarujeg
dikhawatirkan tercemar.
• Penyumbatan badan air di selokan – selokan
ketika musim hujan, sehingga air terbendung dan ketika hujan beberapa blok di
Desa Bantarujeg yang berada di daerah rendah seperti Blok Tengah, Pari, dan
Cilaki tergenang air, bahkan banjir.
• Merupakan tempat yang menarik bagi
berbagai binatang (tikus, anjing liar), khususnya di daerah tumpukan
sampah yang berada di Pasar dan terminal Desa Bantarujeg.
• Merupakan sumber dan tempat
perkembangbiakan organisme penyebar penyakit.
• Gas yang dihasilkan dalam proses
penguraian akan terperangkap di dalam tumpukan sampah dapat menimbulkan
ledakan jika mencapai kadar dan tekanan tertentu.
Desa Bantarujeg yang
pengelolaan sampahnya kurang baik, juga dibarengi dengan fasilitas air
bersih yang tidak memadai. Hal ini dapat menjadi penyebab penyebaran
penyakit dan kondisi kesehatan yang buruk. Sebagai perkiraan jumlah timbulan
sampah, dengan data yang didapat bahwa perkiraan jumlah timbulan sampah di
pedesaan adalah 60 liter / orang/ hari,maka akan digambarkan produksi sampah
dalam pengelolaannya di Desa bantarujeg berdasarkan table sebagai berikut :
Tabel II.2
Komposisi Jenis Sampah
Di Desa Bantarujeg Tahun 2011
Jenis sampah
|
Tahun 2009
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
Organik
/ sayuran
|
12%
|
13%
|
14%
|
Kertas
|
15%
|
17%
|
18%
|
Plastik
|
13%
|
14%
|
15%
|
Logam
|
8%
|
9%
|
10%
|
Karet
|
5%
|
7%
|
8%
|
Kayu
|
14%
|
12%
|
13%
|
Kain
|
12%
|
13%
|
14%
|
Gelas
( Kaca )
|
4%
|
6%
|
6%
|
Lain
- lain
|
17%
|
9%
|
2%
|
Dari table tersebut
terlihat bahwa ada kenaikan prosentase untuk sampah jenis sayur/organic,
kertas, plastic, logam, dan kayu yang dapat disimpulkan karena pertumbuhan
tempat perdagangan / niaga, perusahaan, dan perkantoran, dan sarana pelayanan
umum yang meningkat dari tahun ke tahun sebagai sumber penghasil sampah.
D. Sumber Daya / Tenaga
Program Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Bantarujeg merupakan Program
Pokok/ Wajib, yang melakukan upaya kesehatan secara preventif atau bersifat
pencegahan. Pemegang program penyehatan Lingkungan biasa disebut Sanitarian.
Jumlah tenaga Sanitarian di UPTD Puskesmas Bantarujeg adalah 1 orang dengan
status PNS golongan II/d, dengan tingkat pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH DESA BANTARUJEG
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH DESA BANTARUJEG
Pengelolaan sampah Desa
Bantarujeg merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat yang pada pelaksanaannya bisa
dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan utama dalam pengelolaan sampah yang dapat dilakukan adalah pada
Fase pengadaan sarana tempat sampah, Tempat penampungan sampah sementara yang
menjadi tempat pengumpulan sampah dan pengangkutan sampah.
A.
Rencana Pengadaan Tempat Sampah
Pengadaan tempat sampah haruslah sesuai dengan persyaratan tempat sampah,
yaitu kedap air, mudah dibersihkan, mudah diangkut, dan mempunyai tutup. Tempat
sampah jenis ini yang dipilih adalah
tong sampah yang berukuran 25 liter dengan mengacu pada jumlah sampah yang
dihasilkan di tiap rumah perhari. Tong sampah ini banyak dijumpai di Toko –
toko plastik yang berada di Desa Bantarujeg. Kemudian tong sampah ini akan
dibagikan ke tiap rumah dan tempat – tempat umum lainnya dengan perkiraan
jumlah tong sampah adalah sesuai dengan jumlah rumah dan ditambah dengan tempat
– tempat umum. Jumlah rumah yang ada di desa Bantarujeg itu sendiri adalah
berjumlah 1029 dan tempat umum sekitar 300. Jadi jumlah tong sampah adalah
berjumlah 1329 buah.
B.
Rencana Pengadaan Tempat Pembuangan
Sementara ( TPS )
Sampah yang dikumpulkan di tiap rumah dengan tong sampah yang telah ada,
diharapkan seterusnya akan dibuang ke TPS, idealnya TPS disini berbentuk
bangunan yang berada di pinggir jalan, tetapi karena alasan yang memandang
lebih ekonomis, maka TPS ini rencananya akan dibuat dari potongan drum bekas
yang berkapasitas mampu menampung 200 liter sampah, yang akan disebar disepanjang
pinggir jalan raya ditiap blok,untuk mempermudah pengangkutan. Untuk
memperpanjang usia drum dan mencegah kerusakan dari karat, drum ini akan di
cat. Karena rata – rata jalan blok kira-kira 300m dengan kebutuhan tiap TPS
berjarak 10 m, yang dipasang zigzag, maka kebutuhan drum untuk 1 blok yaitu 30
buah. Sedangkan jika dikalikan dengan jumlah blok yang ada di Bantarujeg yaitu
8 blok, maka jumlah TPS yang dibutuhkan adalah 240 buah.
C.
Rencana Pengangkutan
Sampah yang telah terkumpul setiap hari di TPS, akan diangkut ke TPA
bangunan dengan menggunakan kendaraan motor yang telah di desain untuk
pengangkutan (ex: motor ”VIAR”), kegiatan pengangkutan ini memerlukan tenaga
sekitar 4 orang.
D.
Rencana Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah
Sementara Bangunan ( TPS) Bangunan
Tempat Pembuangan sampah sementara dengan jenis bangunan ini nantinya akan
dijadikan tempat penampungan dari semua TPS drum bekas. Rencananya TPA bangunan
ini akan dibuat di beberapa titik dengan mengacu pada kemudahan pengangkutan
yaitu di pinggir jalan raya dan pemanfaatan lahan yang ada tidak terlalu besar
yang selama ini menjadi permasalahn pembangunan TPA. Jumlah TPS bangunan ini
akan dibuat sesuai dengan jumlah Blok yang ada di Desa Bantarujeg, dengan
masing masing Blok 1 TPS bangunan. TPS bangunan dibuat dari susunan bata dengan
tembok plesteran, dengan ukuran 2 x 2 meter dan tinggi 2 meter dengan
menggunakan lahan milik desa yang kosong di pinggir jalan yang sebelumnya
dimusyawarahkan bersama masyarakat dan semua pihak yang tentunya berpedoman
pada persyaratan kesehatan.
E.
Rencana Anggaran Biaya
Untuk 1 (satu) unit tong sampah dengan kapasitas 60 liter diperlukan biaya Rp. 50.000,- ( lima puluh
ribu rupiah ), maka dikalikan dengan kebutuhan tong sampah yang berjumlah 1329
buah adalah diperlukan biaya Rp. 66. 450.000,-.
Adapun Rencana Anggaran dan biaya yang lainnya akan digambarkan dengan
tabel berikut ini :
Tabel III.1
Rekapitulasi Rencana
Anggaran dan Biaya
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Rincian Biaya
|
Jumlah
( Rp.)
|
1.
|
Pengecatan ( untuk TPS / drum bekas 240
)
|
50.000 x 10 hari x 10 org
|
5.000.000,-
|
2.
|
Belanja drum bekas
|
240 buah x
@150.000,0
|
36.000.000,-
|
3.
|
Belanja motor pengangkut sampah
|
1 unit x
20.000.000,-
|
20.000.000,-
|
Belanja tong sampah plastik 25 lt
|
1329 buah x
50.000,-
|
66.450.000,-
|
|
4.
|
Belanja bahan baku pembuatan TPS (2m x
2m x 2m) :
-
Bata
-
Batu
-
Pasir
-
Semen
-
kapur
|
24.000 buah x @400,-
3 pickup x @400.000,-
4 truk x @700.000,-
64 zak x @ 60.000,-
16 zak x @ 40.000,-
|
9.600.000,-
1.200.000,-
2.800.000,-
3.840.000,-
640.000,-
|
5.
|
18.080.000,-
|
||
Pengawasan / Mandor
|
15 hari x
@60.000,-
|
900.000,-
|
|
6.
|
Belanja alat Tulis Kantor dan kesekretariatan
:
-
kertas
hvs 60 gr
-
buku
-
ngeprint
-
spidol
besar
-
spidol
kecil
-
photocopy
-
penjilidan
-
ngeprint
|
1 rim x @
70.000,-
4
buah
x @ 6.000,-
150 lembar x @ 1500,-
2 buah x @ 8000,-
1 pack x @ 30.000,-
300 lembar x @ 150,-
10 buah x @ 5000,-
|
70.000,-
24.000,-
225.000,-
16.000,-
30.000,-
75.000,-
50.000,-
|
7.
|
490.000,-
|
||
8.
|
Transportasi dan Akomodasi
|
3.000.000,-
|
|
9.
|
Biaya tak terduga
|
5.000.000,-
|
|
JUMLAH total
|
154.920.000,-
|
PENUTUP
Semoga apa yang disampaikan dari tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya para pemegang kebijakan, baik pemerintah ataupun swasta. Dengan itikad yang baik
dengan dorongan kepedulian yang kuat, yakin, dan penuh tanggungjawab, kiranya
semua usaha dapat terlaksana. Dukungan dari berbagai pihak tentunya juga sangat
berpengaruh. Mudah- mudahan apa yang disampaikan dalam proposal ini menjadi
pertimbangan kebijakan agar kiranya apa yang menjadi tujuan pembuatan proposal
ini dapat terlaksana.
Bantarujeg, 24 April 2012
ttd,
No comments:
Post a Comment