Meski bukan musim penghujan, Penyakit DBD harus terus diwaspadai !
Bersih2 Lingkungan di Bulan Suci, Mewaspadai Penyakit DBD juga mendapatkan Pahala….
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut (mendadak) yang berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari dengan menifestasi adanya perdarahan. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dengan perantara vektor nyamuk Aedes aegypti.Hampir disetiap musim baik musim penghujan maupun kemarau , nyamuk menjadi serangga yang paling ditakuti keberadaannya. Kita harus terus waspada terhadap serangan penyakit DBD ini,
Ada 2 kriteria untuk menegakkan seseorang menderita DBD, yaitu kriteria klinis dan kriteria laboratories. Kriteria klinis (gejala klinis/tanda-tanda klinis) antara lain demam tinggi mendadak terus-menerus 2-7 hari, terdapat manifestasi perdarahan, pembesaran hati, dan manifestasi syok/renjatan. Sedangkan kriterian laboratories (pemeriksaan laboratorium) adalah trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3) dan hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan pada hari ketiga demam, karena pada hari pertama pemeriksaan laboratorium bisa serupa dengan penyakit infeksi lain, misalnya demam typhoid (tipes, tifus).
Apa yang perlu diwaspadai pada penderita DBD?. Pada penyakit DBD ada masa-masa kritis, yaitu hari ke-4, 5, dan 6, dimana demam mungkin turun, namun jumlah trombosit menurun drastis sehingga risiko terjadinya perdarahan/syok sangat besar apabila penderita tidak mendapat penanganan yang tepat. Inilah yang dinamakan Dengue Shock Syndrome (DSS) dimana terjadi syok berat (profound shock) yang bisa mengakibatkan kematian.
Tidak ada terapi/pengobatan yang spesifik untuk penderita DBD selain pemberian asupan cairan yang cukup. Oleh karena itu penderita DBD dianjurkan untuk mengkonsumsi cairan yang cukup atau melalui pemberian cairan infus. Pemberian antibiotik tidak dianjurkan karena penyebabnya virus bukan bakteri. Obat untuk mengurangi/menghilangkan gejala juga diberikan yaitu antipiretik (penurun panas) atau antiemetic (antimual) karena tidak jarang penderita DBD disertai dengan keluhan mual dan muntah. Obat penurun panas yang dianjurkan adalah parasetamol. Tidak dianjurkan pemberian aspirin karena berisiko menimbulkan perdarahan.
Melakukan pencegahan adalah hal yang paling penting dalam penanganan penyakit DBD yaitu dengan memberantas rantai penularan. Tentu saja membasmi si nyamuk dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) tempat yang potensial menjadi genangan air yang dicurigai sebagai tempat nyamuk untuk bertelur. Pengasapan (fogging) tidak efektif tanpa disertai dengan gerakan 3M, karena pengasapan hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Secara umum kami menghimbau mari kita menjaga kebersihan lingkungan, apalagi di bulan Ramadhan ini, selain mengisi kegiatan dengan bersih-bersih, kita juga insy. Akan mendapatkan pahala,karena kebersihan sebagian dari iman.
No comments:
Post a Comment